Senin, 10 November 2014

Transaksi Dalam Sistem Basis Data


PENGERTIAN

Transaksi adalah satu atau beberapa aksi program aplikasi yang mengakses/mengubah isi basis data.

Transaksi merupakan bagian dari pengeksekusian sebuah program yang melakukan

pengaksesan basis data dan bahkan juga melakukan serangkaian perubahan data.  DBMS
yang kita gunakan harus menjamin bahwa setiap transaksi harus dapat dikerjakan secara
utuh atau tidak sama sekali.  Tidak boleh ada transaksi yang hanya dikerjakan sebagian,
karena dapat menyebabkan inkonsistensi basis data.  Untuk itu transaksi selalu merubah
basis data dari satu kondisi konsisten ke kondisi konsisten lain.


Sebuah transaksi berpeluang untuk ‘mengganggu’ integritas basis data yang dapat membuat kondisi/hubungan antar data tidak seperti seharusnya.

Transaksi bertujuan untuk mencegah dari kehilangan ataupun kerusakan data. Untuk menjamin agar integritas dapat tetap terpelihara maka setiap transaksi harus memiliki sifat-sifat:
1. Atomicity, dimana semua operasi dalam transaksi dapat dikerjakan seluruhnya atau tidak sama sekali.
2. Consistency, dimana eksekusi transaksi harus dapat menjamin data tetap konsisten setelah transaksi berakhir.
3. Isolation, jika pada sebuah sistem basis data terdapat sejumlah transaksi yang dilaksanakan secara bersamaan, maka semua transaksi yang dilaksanakan pada saat yang bersamaan tersebut harus dapat dimulai dan bisa berakhir.
4. Durability, dimana perubahan data yang terjadi setelah sebuah transaksi berakhir dengan baik, harus dapat bertahan bahkan jika seandainya sistem mati. 

Terhentinya suatu transaksi tidak selalu diakibatkan oleh kegagalan insidental baik dari perangkat keras (crash) ataupun kemacetan sistem operasi (hang).  Tapi lebih sering terjadi karena user sengaja menghentikan transaksi atau karena penghentian transaksi oleh DBMS akibat adanya kondisi tak diinginkan, seperti deadlock atau timeout.

Sebuah transaksi dapat menghasilkan dua kemungkinan:
a.       Jika dilaksanakan lengkap seluruhnya, transaksi tersebut telah di commit dan basis data mencapai keadaan konsisten baru.
b.      Jika transaksi tidak sukses, maka transaksi dibatalkan dan basis data dikembalikan ke keadaan konsisten sebelumnya (rollback).

Transaksi yang sudah di commit tidak dapat dibatalkan lagi.  Jika ada kesalahan, maka harus dilakukan transaksi lain yang membalik dampak transaksi sebelumnya.

Status-status yang dapat dicapai oleh sebuah transaksi sejak mulai dilaksanakan hingga selesai atau batal adalah:

1.Aktif (Active) yang merupakan status awal (initial state) sebuah transaksi yang menunjukkan transaksi tersebut masih dieksekusi.
2.Berhasil Sebagian (Partially Committed), yaitu keadaan yang dicapai transaksi tepat pada saat operasi terakhir dalam transaksi selesai dikerjakan.
3.Gagal (Failed), yang merupakan keadaan dimana sebuah transaksi terhenti pengeksekusiannya sebelum tuntas sama sekali.
4.Batal (Aborted), yaitu keadaan dimana sebuah transaksi dianggap tidak/belum dikerjakan yang tentu dengan terlebih dahulu diawali dengan mengembalikan semua data yang telah diubah ke nilai-nilai semula. (yang menjadi tanggung jawab DBMS).
5. Berhasil Sempurna (Committed), keadaan dimana transaksi telah dinyatakan berhasil dikerjakan seluruhnya dan basis data telah merefleksikan perubahan-perubahan yang memang diinginkan transaksi.


Diagram berikut ini menunjukkan aliran dan siklus peralihan status (state) dari sebuah transaksi:






Ketika sebuah transaksi mulai dikerjakan, maka transaksi itu berada dalam status aktif.  Jika terjadi penghentian sebelum operasi berakhir, maka transaksi segera beralih ke status gagal/failed.  Namun, bila keseluruhan transaksi selesai dikerjakan, maka transaksi itu berada pada status berhasil sebagian/partially committed, dimana perubahan-perubahan data masih berada di dalam memori utama yang bersifat volatile/tidak permanen.  
Transaksi dalam status ini masih mungkin untuk pindah ke status failed, karena ada pembatalan transaksi baik sengaja maupun tidak.  Jika tidak beralih ke status failed, maka nilai-nilai data yang ada di memori utama akan direkam ke dalam disk yang bersifat permanen.  Begitu proses perekaman selesai, maka transaksi beralih ke status committed.  Sementara itu, transaksi yang berada pada status failed, maka DBMS harus menjalan proses rollback.  Proses tersebut dapat berupa:
· Mengulangi pelaksanaan transaksi / restart, yang dilakukan pada transaksi yang failed akbiat kemacetan perangkat keras ataupun perangkat lunak dan bukannya penghentian transaksi secara sengaja oleh user.
· Mematikan transaksi / kill, yang dilakukan untuk transaksi yang dihentikan secara sengaja oleh user atau akibat adanya kesalahan lojik dalam penulisan aplikasi.

Begitu salah satu dari pilihan proses tersebut selesai dilakukan, maka transaksi berpindah ke status batal (aborted).  Status berhasil sempurna/committed maupun batal/aborted merupakan status terminasi, yaitu status akhir dalam pelaksanaan transaksi


OPERASI TRANSAKSI PADA ORACLE

Didalam transaksi ,terdapat dua buah operasi untuk menjaga integritas dan ketahanan data, diantaranydengan melakukan operasi commit dan rollback.

Commit berfungsi untuk menandakabahwa transaksi telah selesai dilaksanakan.
Rollback berfungsi untuk memberitahukan bahwa transaksi harus diulang  karena adanya suatu kegagalan.

mari kita coba:

Commit

- buat tabel buat sequence lalu insert data

Kita akan coba penerapan commit dan rollback sekarang, buka 2 jendela SQL Command Line kemudian login dengan user yang sama.





- lalu masukan data yang tadi kita ketik ke salah satu command line. lalu setelah 

memasukan data-data di comman line pertama, select di kedua command line tsb.





- langkah selanjutnya insert data di command line pertama lalu select di kedua command line




-nah terlihat di command line kedua tidak muncul data insert yang terbaru. maka ketik commit di command line pertama setelah itu select kembali di command line yang kedua 



Save Point

  Savepoint, sebuah titik dimana kita telah selesai melakukan satu atau beberapa transaksi. Berfungsi sebagai checkpoint untuk dipanggil oleh perintah rollback. Format perintah membuat savepoint adalah
SAVEPOINT [NAMA_SAVE_POINT];


Berikut contoh membuat savepoint:

Rollback

Rollback, perintah untuk mengulang transaksi (biasanya karena ada kegagalan). Format   penulisan perintah rollback adalah sebagi berikut:

ROLLBACK;
Atau
ROLLBACK TO SAVEPOINT [nama_save_point];

 Contoh:
Setelah kita membuat savepoint, kita bisa memanggil lagi savepoint tersebut. Untuk contoh kita hapus dulu isi data lalu kita coba tampilkan sebagai berikut:




- Sekarang kita rollback data ke savepoint coba dan tampilkan isi tabel coba;

- Data kembali ke keadaan savepoint

Isolasi Transaksi

   Dalam transaksi pada sistem basis data ada 3 hal yang harus dicegah:
1.   Dirty read
Dua transaksi berjalan bersama, dan salah satu transaksi membaca hasil transaksi lainnya yang gagal
2.   Non-repeatable read
Transaksi membaca ulang data yang telah dibaca sebelumnya karena telah diubah oleh transaksi lain yang berjalan bersamaan.
3.   Phantom read
Transaksi membaca data yang telah hilang oleh transaksi lainnya Untuk mencegah 3 hal di atas, Oracle memiliki 2 level isolasi, yaitu:

1.   Read Command

Transaksi hanya bisa membaca data yang telah selesai di eksekusi (commit) oleh transaksi lain.
2.   Serializable (mencegah Phantom read)
Proses transaksi di-serial-kan, artinya transaksi satu akan berjalan setelah transaaksi lainnya selesai. Tetapi aplikasi yang menerapkan level isolasi ini harus bersedia mengulangi transaksi akibat kegagalan penserialan transaksi.

Pada level ini, query SELECT hanya melihat data yang telah di COMMIT sebelum transaksi dimulai.

Pada level ini juga jika transaksi mengandun DML (Data Manipulation Language) yang mencoba merubah data yang mungkin sudah dirubah pada transaksi lain yang belum di-commit maka perintah DML tersebut akan gagal. Berikut Contoh format penerapan perintah serializable:

SET TRANSACTION ISOLTION LEVEL SERIALIZABLE;

1.   Locking Protocol
Locking berfungsi untuk menjaga integritas data. Ada 2 buah metode locking:
1.   Shared Lock (S-Lock)
Transaksi hanya bisa melakukan pembacaan. (dapat dimiliki oleh beberapa transaksi dalam satu waktu.
2.   Exclusive Lock (X-Lock)
Transaksi bisa melakukan perubahan dan pembacaan terhadap data. (hanya dapat dimiliki oleh satu transaksi pada satu waktu.

2.   Penguncian Level Tabel
Berfungsi untuk mengunci suatu tabel untuk mencegah perubahan atau penghapusan tabel oleh transaksi. Format penulisan perintah penguncian tabel adalah:
LOCK TABLE [nama_tabel];

3.   Penguncian Level Baris
Penguncian pada baris yang sedang digunakan oleh suatu transaksi sampai transaksi tersebut selelsai dieksekusi(commit).Penguncian ini hanya berlaku untuk operasi UPDATE dan DELETE.
4.   Dealock
Keadaan dimana dua atau lebih transaksi dalam kondisi wait-state, satu sama lain menunggu lock dilepas sebelum di mulai.(Yudi wibisono).